“Balada Link LGO4D: Sebuah Puisi Tentang Kota, Tekanan, dan Harapan”
“Balada Link LGO4D: Sebuah Puisi Tentang Kota, Tekanan, dan Harapan”
Blog Article
Oleh: Penulis Jalanan Ibukota
I. Di Antara Beton dan Asap Knalpot
Di kota penuh asap dan antrean,
ada pria tua penjual gorengan.
Di bawah jembatan layang ia menunggu,
sambil membuka ponsel jadul miliknya yang lusuh dan biru.
Tak ada saldo Gopay, tak punya rekening,
tapi ia punya satu hal yang tak bisa dicuri maling:
Sebuah link, sederhana dan samar —
link LGO4D, harapan yang ia simpan di dalam saku celana yang mulai koyak karena tahun yang tidak sabar.
II. Link Itu Bukan URL Biasa
Bagi si tua, itu bukan sekadar laman.
Itu jendela menuju kemungkinan yang tak ditawarkan zaman.
Ia klik, bukan untuk kaya.
Tapi untuk merasa hidup masih bisa memberi tawa.
Di pasar, di halte, di antara debu dan receh,
ia berkata pada dirinya, “Mungkin malam ini angka datang dan memecah sepi yang terlalu leleh.”
III. Anak Muda dan Masa Depan yang Tak Dijanjikan
Lain lagi si Roy, anak Gen Z kampung sebelah,
lulus kuliah, kerja tak kunjung sudah.
Katanya S1, tapi skill-nya disangsikan,
karena katanya ijazah hari ini cuma syarat pinjaman.
Roy lihat iklan itu lewat status WA temannya:
“Mau hoki? Klik link LGO4D aja!”
Ia tertawa kecil, lalu diam.
Karena dalam diam, ia sadar:
“Aku tertawa bukan karena lucu, tapi karena… aku paham.”
IV. Narasi Tak Tercatat, Tapi Terasa
Tak ada riset akademik yang memuat mereka.
Tak ada survei Nielsen yang hitung penggunanya.
Tapi “link LGO4D” hidup di antara tiang listrik dan warung kopi,
di antara mimpi yang dijual murah dan kenyataan yang menindih.
V. Penutup: Sebuah Klik yang Lebih Dalam
Jangan remehkan link itu, wahai pemilik startup dan birokrat kantor tinggi,
karena kadang, satu klik sederhana itu bukan soal untung-rugi.
Tapi soal manusia yang mencari ruang:
untuk bertahan, berharap, dan merasa tidak sepenuhnya ditinggal zaman.